Menelusuri Bekas Pabrik Gula Jatibarang

Wah tak terasa blog ini sudah mangkrak hampir satu tahun. terakhir memuat tulisan baru pada bulan Desember 2023, dan tak terasa ketika saya menulis ini 2024 sudah hampir berakhir. Banyak kesibukan duniawi yang membuat saya tidak sempat untuk mengurus blog ini. Iseng-iseng ngecek file di SSD dan menemukan dokumentasi saya pada saat ekplore ke Pabrik Gula Jatibarang pada awal tahun lalu. Saya rasa rugi kalau tidak dimuat di blog ini.

Bagian Depan PG Jatibarang
Dokumentasi Pribadi

Sekilas Tentang Pabrik Gula Jatibarang

Pabrik Gula yang terletak di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes ini didikrikan pada tahun 1842 oleh seorang pengusaha Belanda yang bernama Otto Carel Holmbreg. Pendirian pabrik gula ini tentunya dampak dari adanya program culturstellsel dari pemerintah kolonial Hindia Belanda, yang dimana tebu merupakan salah satu komoditas yang masuk dalam opsi penanaman dalam kebijakan tanam paksa tersebut. Pemerintah kolonial Hindia Belanda Tentunya menerapkan kebijakan tersebut untuk memenuhi permintaan akan gula yang melonjak di Eropa.

Gerbang masuk menuju lingkungan pabrik
Dokumentasi Pribadi

Setelah Indonesia merdeka pabrik gula Jatibarang diakuisisi oleh PTPN IX dan tetap memproduksi gula hingga tahun 2017. Alasan pabrik gula ini berhenti memproduksi gula menurut penuturan penjaga, dikarenakan stok terbu di sekitar wilayah pabrik gula jati barang sudah mulai sedikit, ditambah juga beban operasional yang sangat besar sehingga pemerintah terpaksa untuk menutup pabrik ini, dan hingga sekarang menjadi terbengkalai.

Kondisi Pasca Di Tutup

Setelah tidak beroperasi, pabrik ini terbengkalai di biarkan begitu saja, sempat dibuka sebagai tempat wisata namun gagal karena covid, alhasil pabrik ini tidak terawat. Saya sendiri sering main ke pabrik itu dikarenakan lumayan dekat dengan rumah nenek saya, ditambah juga saya suka bangunan bangunan lawa. Kondisinya sepi hanya terdapat penjaga di pos penjaga, dan beberapa kedai di depannya. Berbeda hal nya di kawasan mbesaran yang terletak persis di depan pabrik gula ini, sangat ramai karena di fungsikan sebagai pujasera.

Kondisi Dalam Pabrik
gDokumentasi Pribadi
Gambar diatas merupakan bagian ruang produksi, terdapat mesin-mesin raksaksa yang terbuat dari besi. Kondisinya sangat tidak terawat, berdebu, namun beberapa mesih masih terdapat sisa oli. Ubin lantainya sudah mulai pecah-pecah dan atap sudah mulai keropos.

Dokumentasi Pribadi

Mesin-mesin raksaksa ini menurut beberapa sumber didatangkan dari perancis pada tahun 1916. Saya berasa jadi kecil ketika duduk di sebelah mesin penggiling. Menurut saya hal tersebut sangan memanjakan mata.

Dokumentasi Pribadi

Mesin Raksaksa
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi

Beberapa Spot Yang Menarik Menurut Saya

Bangunan tua memang selalu memiliki spot spot yang cukup menarik. Ada beberapa spot yang menurut saya sangat unik di area pabrik gula ini. Salah satu yang paling unik adalah dibagian Remise Station atau garasi kereta tebu yang terletak di bagian belakang pabrik. Namun untuk bagian remise akan saya bahas dalam artikel tersendiri karena sangat unik. 

Spot yang fotogenik

Terletak di bagian depan ruang produksi ada sebuah mesih yang menurut saya sangat unik. Kesan klasik sangat kuat di area ini, cocok untuk berfoto.

Dokumentasi Pribadi

Bagian Yang Horor

Ditengah - tengah pabrik ini terdapat sebuah makam, menurut penuturan dari penjaga makam ini sudah ada sejak sebelum pabrik ini didirikan. Kemungkinan makam dari seorang yang sangat penting sehingga tidak di gusur oleh manajemen pabrik. menurut saya ini merupakan spot paling horor.

Makam di sela-sela mesin pabrik
Dokumentasi pribadi

Penutup

Walaupun pabrik gula Jatibarang sudah tidak beroperasi, tidak dibenarkan apabila kita meninggalkannya begitu saja, apalagi sampai merusak. Bagian dari sejarah yang harus di lindungi, harapan saya semoga masyarakat sekitar dan pemerintah terutama, bersama sama merwat peninggalan historis ini.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url