Politik Kolonial dan Pribumi Yang Setia
Sejarah mencatat, nusantara telah menjadi tanah jajahan beberapa bangsa, mulai dari Portugis, Belanda dan Jepang. Tentu tujuan awal kedatangan mereka bukan tak lain karena kekayaan alam indonesia yang sangat melimpah, yang mungkin tidak dapat ditemui dan di tanam di tanah asal mereka. Dari yang awalnya bertujuan berdagang dan mencari rempah, lama kelamaan mulailah timbul keinginan untuk menguasai, sehingga timbulah kolonialisasi di Nusantara. Dari beberapa bangsa yang datang, bangsa Belanda lah yang paling lama meng-kolonialisasi tanah Nusantara.
Terhitung kurang lebih 350 tahun Belanda menjadikan Nusantara sebagai daerah koloninya, waktu tersebut bukanlah waktu yang singkat, dan sebuah pencapaian yang besar bagi Belanda yang notabene merupakan negara kecil di eropa yang telah berhasil menjadikan Nusantara yang sangat luas sebagai koloninya hingga lebih satu abad. Akar kolonisasi Belanda sangat kuat mencekram sehingga sangat susah untuk melepaskannya, tentu hal tersebut bisa terjadi karena politik Belanda yang sangat cerdik dan licik. Selain itu kondisi masyarakat Nusantara pada saat itu yang masih bersifat kesukuan dan kedaerahan seolah menjadi sasaran yang empuk bagi politik Kolonial.
Maka dari itu di tulisan ini saya akan mencoba membahas, mengapapa nusantara sangat susah lepas dari kolonialisasi belanad pada saat itu. Mulai dari keterlibatan Bumi Putera yang bisa dikatakan turut serta untuk mempertahankan kolonialisasi tersebut.
VOC dan Politik Kolonial
Setelah bangsa Belanda berhasil membuka jalur dagang, hal tersebut memicu datangnya penduduk belanda yang lain turut untuk ikut berdagang dan mencari rempah di nusantara, dari situlah mulai timbul persaingan antar pedangan dan antar bangsa, yang kemudian memicu pendirian Kongsi dagang bagi para pedagang belanda yaitu VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Kongsi dagang ini bukan sekedar kongsi dagang biasa, untuk mengatasi persaingan sengit antar negara Eropa pada saat itu, VOC diberikan wewenang oleh Staten Generaal untuk memiliki tentara yang mereka bayar sendiri, selain itu VOC juga mempunyai hak atas nama pemerintahan belanda, membuat perjanjian kenegaraan dan bahkan menyatakan perang terhadap negara lain. Tentu hal tersebut jika dirasa sudah cukup unik, bagaimana mungkun sebuah perusahaan atau kongsi dagang, memiliki kekuataan seperti halnya negara. Hal tersebut didasarkan dengan hak oktroi, yang menyatakan bahwa Voc memiliki hak untuk memonopoli perdagangan dan hak kedaulatan, seperti yang telah saya tulis di atas.
Dari awal pemebentukan VOC hingga pembubarannya, yang kemudian diambil alih oleh Pemerintahan Belanda, setidaknya telah menerapkan tiga kali kebijakan politik, Devide et Empera, Politik Liberal, dan Politik Etis. Bagaikan alat yang sangat manjur, penerapan Devide Et Empera sangat sukses dalam memper-pecah belah masyarakat saat itu, banyak terjadi peperangan sesamaan golongan yang dilandaskan perbedaan politik. Seperti contohnya perpecahan mataram islam, Belanda sangat lihai dalam memainkan catur politik pada saat itu.
Politik Monopoli dalam sektor perdagangan juga sangat nampak, sehingga memunculkan beberapa kebijakan seperti Tanam Paksa, hingga kerja rodi untuk sarana berjalannya kebijakan tersebut, yang semua itu mengakibatkan kesengsaraan dan kerugian di pihak Bumi Putera. Terbukti dengan permainan politik tersebut, kolonialisasi Belanda mampu mencengkram selama lebih dari satu abad, walaupun terdapat perlawanan dari golongan Inlander.
KNIL dan Anjing Nicca
KNIL(Koninklijk Nederlands(ch)-Indisch Leger) dalam bahasa indonesia berarti Tentara Kerajaan Hindia Belanda, merupakan sebutan untuk angkatan perang kolonial belanda yang bernaung di bawah Kerajaan Belanda. Dibentuk pada tahun 1814,dan bertujuan untuk menjaga daerah koloni dari upaya pemberontakan. Wilayah KNIL mencakup seluruh daerah koloni Kerajaan Hindia Belanda, mulai dari Nusantara hingga suriname dan beberapa wilayah kecil lainnya. Perlu diiketahui di masa VOC sebelum diambil oleh Kerajaan Belanda, sesuai dalam hak oktroi yang menyatakan bahwa VOC berhak untuk memiliki angkatan perang sendiri, pada saat itu telah menyewa Resimen Württemberg sekitar kurang lebih 2.000 – 3.000 tentara.
Komposisi pasukan dalam KNIL terdiri dari campuran Eropa dan Pribumi, yang pada saat itu sangat gencar membuka rekrutmen dari berbagi suku di nusantara. Serdadu bawahan diisi oleh orang – orang pribumi beberapa dari golongan Kulit Hitam dan India, maka tak heran jika pasukan ini terlabel dengan nama Londo Ireng yang berarti bule hitam, ataupun belanda hitam. Posisi – posisi tinggi tentu di isi oleh golongan belanda, yang memiliki wewenang untuk memrintah kepada bawahan. Dalam sejarahnya KNIL sangat gencar untuk menumpas kelompok pribumi yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial, seperti keterlibatannya dalam beberapa perang, Perang Padri,Perang Jawa, Perang aceh,dan sebagian besar perang yang dilakukan oleh pribumi lainnya. Disini dapat kita lihat bagaimana Devide et Empera berjalan, kaum pribumi yang menjadi serdadu KNIL di adu dengan kaum pribumi yang membela tanah kelahrian dan tanah hidupnya dari bangsa penjajah seperti belanda.
Andjing Nica |
Salah satu dari divisi KNIL yang amat sangat terkenal dan memiliki sejarah yang sangat kontroversial adalah Divisi Anjing NICA (Nederlandsch-Indisch Civiel Administratie Koninklijk Nederlands-Indisch Leger). Divisi ini dikenal karena peran aktifnya pada saat invasi jepang ke indonesia, yang tentu berpihak pada sisi Belanda. Dalam tumbuh divisi ini terdiri dari banyak sukarelawan pribumi yang telah mengikuti pelatihan di KNIL. Pasca invasi Jepang, divisi ini aktif memerangi gerakan – gerakan kemerdekaan yang dipimpin oleh Seokarno dan Hatta. Sesuai nama jukukanya (Anjing) divisi ini sangat terkenal dengan kedisiplinan dan berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas dan perintahnya, devisi ini semakin kontroversial karena seringkali bertindak keras terhadap penduduk sipil yang diduga memberikan dukungan kepada gerakan kemerdekaan Indonesia. Tindakan keras ini menjadi penyebab dari banyaknya korban jiwa yang tidak bersalah dan mendapatkan perlawanan keras dari gerakan kemerdekaan Indonesia. Mungkin bisa jadi cikal bakal umpatan anjing yang sangat identik kepada masyarakat indonesia mengumpat adalah dari nama devisi ini. Anjing dikenal dengan binatang yang sangat penurut kepada majikannya, begitu juga dengan divisi ini, sekolompok pribumu yang telah dijadikan anjing oleh penjajaj, maka ketikan disuruh untuk memerangi sesamanya menurut saja.
SALAH ANJING APA?!!!!!
Mungkin dari sekelumit tulisan saya pada kali ini, bisa dijadikan pengajaran, bahwa dalam dunia politik itu sangatlah penuh dengan tipu daya dan kelicikan. Bercermin dari pasukan pribumi memerangi sesamanya akibat dari sebuah sistem politik, seharusnya menjadikan kita paham dimasa ini agar kita tetap waras dan agar tidak dapat di pecahkan oleh sebuah politik yang haus akan kekuasaan. DImard Nugroho 2023
Catatan: Haloo teman jika ingin mempergunakan opini/artikel yang berada di blog ini, Tolong di kasih link Sumbernya ya.. :} Follow : @dimardnugroho;
Baguuuusss