Melihat indahnya Koleksi Batik di Museum Batik Kota Pekalongan



Batik merupakan salah satu dari sekian banyak warisan budaya indonesia yang telah dikenal dari kalangan domestik ataupun internasional. Telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda manusia pada tahun 2009. Seni bermedia kain yang digambar dengan pola – pola dan motif warna tertentu sehingga membentuk suatu keserasian yang sangat indah, tak heran jika banyak orang yang meminatinya. Di Indonesia di setiap daerah memiliki motif batik khas daerahnya sendiri, biasanya mencerminkan nilai filosofis dan kulturis dari daerah tersebut, maka dari itu Indonesia memiliki motif batik yang sangat beragam. Dari sekian banyak daerah pengerajin batik, Pekalonganlah yang telah sejak lama di juluki sebagai kota batik.

Pekalongan dan Batik

Pelabelan Pekalongan sebagai kota batik bukanlah tanpa alasan, Kota ini memiliki sejarah panjang dalam pengembangan seni batik di Indonesia dan merupakan pusat produksi batik yang terkenal. Kualitas batik Pekalongan telah dikenal di seluruh Indonesia dan bahkan di seluruh dunia. Dimasa kolonial daerah ini dijadikan sebagai sentra industri tekstil. Selain terkenal akan industri batik dan tekstilnya di kota ini juga terdapat museum khusus untuk menyimpan berbagai macam jenis batik dari segala daerah, museum ini sering dikenal dengan Museum Batik Kota Pekalongan , yang beralamatkan di l. Jetayu No.3, Panjang Wetan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51141.

image_title
Batik Oey Soe Tjoen dalam Jawa Pos

Di Pekalongan juga terdapat nama batik yang sangat fenomenal yaitu Batik Oey Soe Tjoen. Usaha batik yang terletak di Kedungwuni telah diritis sejak tahun 1927 oleh Keluarga Oey. Hingga saat ini telah sampai generasi ke 3. Batik yang terkenal dengan proses pembuatan yang sangat detail dan memerlukan waktu lama, 1 kain batik bisa memakan waktu pembuatan hingga 4 – 10 tahun lamanya, maka tak heran jika batik ini menjadi incaran banyak kolektor batik yang tentu harganya mencapai puluhan hingga ratusan juta. Batik Oey Soe Tjoen terkenal dengan Batik Tulis Alus Peranakan, dan menurut generasi ke-3 seperti yang saya kutip dari wawancara yang dilakukan oleh Kompas , batik ini terancam mengalami kepunahan dalam waktu dekat, dikarenakan sudah tidak ada lagi penerus, dan pembatik yang mampu menjaga kualitas dari Batik Oey ini. Mungkin dilain artikel akan saya bahas tentang batik ini. 


Berkunjung Di Museum Batik Pekalongan


image_title
Museum Batik Pekalongan Di Potret Dari Alun - Alun Jetayu Sumber: Dok Pribadi

Dikala saya menyambangi kota Pekalongan yang telah menjadi rutinitas dikala jenuh di rumah, terlintas terpikir untuk berkunjung ke museum batik yang memang sudah lama  menjadi tujuan yang belum terwujudkan. Berangkat dari rumah ( Kab.Tegal) menyusuri jalur pintura yang sedang dilakukan perbaikan beberapa titik, sedikit memakan waktu perjalanan saya, berangkat pukul 9:40 sampai pada lokasi pukul 12;00. Setelah sampai dilokasipun tidak bisa langsung masuk, museum batik sendiri buka pukul 08:00 – 15:00, namun berdasarkan pengalaman saya terdapat jeda istirahat antara jam 11:30 – 13:00. Jika sampai lokasi pukul 12:00 maka harus menunggu dulu sampai 13:00, namun tenang saja lokasi museum batik ini masi berada di lingkungan Alun – Alun Jatayu , sangat banyak spot dan pedagang makanan, yang siap memenuhi kebutuhan perut. Oh iya museum batik beralamatkan di l. Jetayu No.3, Panjang Wetan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51141.


Untuk rute perjalanan cukup mudah , jika dari alun – alun kota pekalongan dapat ditempuh sekitar 10 menit. Untuk rutenya sendiri dapat melewati Jalan KH. Wahid Hasyim, teruslah melaju di Jl. Hasanudin lalu belok kiri untuk tiba di Jl. Raden Saleh, belok kanan ke Jl. Diponegoro, belok kanan lagi untuk tiba di Jl. Jetayu.


Setelah menunggu cukup lama sambil menikmati kuliner yang berada Alun – Alun Jatayu, jam pun sudah menunjukan pukul 13:00, dan sudah terlihat petugas mulai membuka pintu museum, tanpa pikir Panjang saya langsung mengambil motor dan bergegas masuk ke halaman Museum Batik.


image_title
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Untuk halaman parkirnya cukup bersih dan tidak dipungut biaya, di bagian pojoknya seperti ada food court. Namun untuk memastikan keamanan tetaplah untuk kunci stang motor, dan jangan tinggalkan barang – barang berharga di motor begitu saja. Di halaman parkir ini terdapat sebuah plakat yang menandakan bahwa Museum Batik Pekalongan merupakan Cagar Budaya


image_title
Prasasti Cagar Budaya Museum Batik Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sedikit tentang sejarah Museum Batik Pekalongan, museum ini menempati bekas Gedung kantor keuangan pada jaman kolonialisasi Belanda. Kantor keuangan ini membawahi tujuh pabrik gula di daerah kerasidenan Pekalongan. Museum Batik Pekalongan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 Juli 2006. Banhunan Museum ini mempunyai luas sekitar 2500 m2menempati lahan seluas 3675 m2.


Untuk tiket masuk setiap orang dewasa dikenakan biaya Rp.7.000, anak – anak dan pelajar Rp.3.000, turis mancanegara Rp.10.000 dan tiket bisa dibeli pada recepcionist di loby. Terdapat 3 Ruang Pameran dan 1 Ruang Workshop yang dapat di masuki. Situasi ketika saya berkunjung tergolong sepi, hanya ada 2 pengunjung yang datang.


image_title
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah dari lobi akan langsung diarahkan menuju ruang pameran 1 di dalam ruang pameran 1 langsung disambut berbagai jenis batik tulis kuno yang dimiliki museum batik. Di dalam ruang pemeran pengunjung diperbolehkan untuk mendokumentasikan entah itu dalam bentuk foto ataupun video, di sepanjang ruangan juga disajikan audio alunan gamelan yang khas, menambah suasana kearifan local yang klop.

image_title
image_title

Untuk menuju ruang selanjutnya tinggal mengikuti arahan yang terdapat di lantai. Kita juga akan melewati taman tengah museum batik, yang suasananya dan arsitekturnya sersa di jaman kolonial



image_title
Taman Tengah Museum Batik Sumber : Dokumentasi Pribadi

Di ruangan selanjutnya ditempilkan beberapa peralatan yang digunakan untuk membatik, serta ditampilkan juga motif – motif batik hasil akulturasi 2 budaya, seperti antara budaya tiongkok dan jawa, eropa dan jawa, dan sebagainya. Selain itu ditampilkan juga kain batik dari macam daerah yang ada di Indonesia.


image_title
Pewarna Dan Alat Yang Digunakan Untuk Membatik
image_title
image_title
image_title
image_title
image_title
Suasana Ruang Pameran

Setelah puas melihat koleksi yang ada di ruang pameran, maka di ruang workshop kita bisa membatik sendiri. Terdapat 2 instruktur pada saat saya berkunjung, untuk harga dipatok antara Rp.25.000 – Rp.60.000 tergantung besaran kain yang akan di gunakan. Disini pengunjung dapat membatik dengan tekhnik tulis menggunakan canting, ataupun menggunakan batik cap.


image_title
image_title

Untuk jalur keluarnya tetap melalui loby awal masuk. Sebenarnya masih ada beberapa ruangan, seperti ruang audio visual, ruang rapat, perpustakaan dan lainnya, akan tetapi saat saya berkunjung hanya diperkenankan memasuki 4 ruangan tersebut.


Setalah mengunjungi museum batik, selain menambah waswasan juga menambah rasa bangga sebagai bangsa indonesai yang kaya akan budaya dan seni. Kurang lengkap rasanya jika ke pekalongan tidak membeli batik hehe

Catatan: Haloo teman jika ingin mempergunakan opini/artikel yang berada di blog ini, Tolong di kasih link Sumbernya ya.. :} Follow : @dimardnugroho;

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url