Gedung Birao : Lawang Sewunya Kota Tegal Dan Sejarahnya



Hampir setiap hari melewati Gedung birao dikala berangkat dan pulang kuliah, membuat saya bertanya – tanya bagaimana sejarah gedung tersebut di masa lampau. Sekilas dilihat arsitektur dan bentuk gedung tersebut hampir mirip dengan lawang sewu yang ada di semarang, tak salah juga kalau sebagaian masyarakat menjulukinya dengan lawang satus, karena memang secara tampilan memang lah mirip. Terletak di lokasi yang sangat strategis, masi satu lokasi dengan taman pancasila , alun - alun kota tegal , dan stasiun tegal. Maka tak heran jika gedung tersebut begitu fenomenal. Setiap orang yang mengakhiri perjalanan di kota tegal menggunakan kereta api, pasti mata akan langsung tertuju pada Gedung tersebut

Merupakan Peninggalan Dari Perusahaan SCS 


Jika kita sadar di Gedung tersebut tertulis SCS dan Tahun 1913, setelah saya cari-cari di internet ternyata kata SCS merupakan akronim dari Semarang-Cheribon Stoomtram Matschappij yang mana merupakan nama perusahaan kereta api swasta pada masa colonial. Sekilas tentang SCS sendiri merupakan perusahaan kereta api swasta yang melayani trayek dari semarang samapi ke Cirebon, melalui pekalongan dan tegal, Gedung birao inilah yang menjadi kantor pusat dari perusahan SCS tersebut. SCS sendiri merupakan anak perusahaan dari NIS (Nederlandsch - Indische Spoorweg Maatschappij) yang melayani kereta api dari  Jawa Tengah, Surakarta bahkan hingga ke Batavia dan Buitenzorg. NIS sendiri berkantor pusat di Semarang, kantornya sendiri kini kita kenal dengan nama Lawang Sewu.

image_title
Sumber : Dokumen Pribadi


Dirancang Oleh Arsitek Henri Maclaine Pont



Henri Maclaine Pont sendiri merupakan arsitek popular hindia belanda, yang merupakan keturunan Belanda - Bugis. Henri Maclaine Pont lahir pada tanggal 21 Juni 1885 dan meninggal pada tanggal 2 Desember 1971, sebagai arsitek menurut beberapa sumber yang telah saya baca, Beliau berusaha memodernisasi konsep gaya bangunan local hindia pada saat itu. Dalam pembangunan Gedung birao sendiri Henri Maclaine Pont sangat memperhatikan keadaan lingkungan sekitar dan iklim yang ada di wilayah tersbut. Bahkan beliau juga sengaja memiripkan dengan style kantor NIS yang ada di semarang, dengan alasan agar seragam, secara hierarki perusahaan SCS juga masih di bawah NIS. Sebagai arsitek Hindia yang sangat terkenal, tentu beliau memiliki beberapa karya yang sampai kini menjadi legenda juga seperti Kampus ITB Ganesha, Stasiun Poncol, Stasiun Tegal dan Gereja Puhsarang yang terletak di daerah kediri.


Beberapa Kali Mengalami Alih Fungsi


Dalam riwayatnya Gedung Birao sendiri telah mengalami beberapa kali pengalih fungsian. Pada zaman pendudukan jepang Gedung ini pernah dijadikan sebagai markas terntara jepang. Hingga pada masa pasca proklamasi Gedung ini juga menjadi saksi bisu pergerakan masyarakat tegal dalam melawan penjajah, bahkan menurut beberapa sumber terjadi pengibaran bendera merah putih juga di lokasi Gedung birao ini. Terakhir Gedung ini dipergunakan sebagai bangunan Universitas Pancasakti Tegal, yang dikelola oleh Yayasan Pancasakti Tegal. Untuk saat ini Gedung birao dimikili oleh PT Kereta Api Indonesia, dan sampaai saat saya menulis artikel ini Gedung tersebut belum digunakan kembali, bahkan untuk sekedar masuk masyarakat umum belum diperbolehkan.

Suasana dan Keadaan Di sekitar Gedung Birao


Seperti yang telah sampaikan diawal bahwa letak Gedung birao sendiri sangatlah strategis, satu lokasi dengan Stasiun Kota Tegal, Taman Pancasila dan Alun – Alun Kota Tegal, maka tak heran jika daerah ini selalu ramai.

image_title
image_title
image_title
image_title


Selain itu kehadiran pedestrian atau trotoar sebagai city walk juga menambah keramaian lokasi ini. Tersedia juga foodcour ataupun pedagang makanan sepanjang city walk itu sendiri, menambah daya Tarik bagi kalangan yang hobi banget dengan jajan, hahaha

Sebuah peninggalan masa lampau yang sangat iconic seperti Gedung birao ini tentu akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kota Tegal. Sebagai generasi muda kita seharusnya menjaga, dan jangan lupa akan sejarah yang terjadi ( Jas Merah)

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah - Ir Soekarno
Referensi 
 https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/gedung-birao-tegal-si-kembar-lawang-sewu/ https://id.wikipedia.org/wiki/Henri_MacLaine_Pont 
 https://www.merdeka.com/jateng/disebut-mirip-lawang-sewu-begini-sejarah-berdirinya-gedung-birao-di-tegal.html



Next Post Previous Post
1 Comments
  • Rumah Patang Empyak
    Rumah Patang Empyak 6 Februari 2023 pukul 02.06

    Terus berkarya

Add Comment
comment url