Mengapa Kesadaran Masyarakat Indonesia Terhadap Ham Sangatlah Kurang

 


Permasalahan tentang ham seolah tak ada hentinya di  Indonesia. Seringkita melihat di berbagai lini media tenteng eksistensi permasalahan ham, yang seolah tak mau punah. Jika kita mengutip pengertian ham menurur John Lock  ham adalah hak-hak yang langsung diberikan Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya mendasar (fundamental) bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci. Dalam definisi tersbut John Lock mendefinisikan bahwa ham merupakan hak kodrati pemberian dari tuhan, dan hal tersebut sangat lah mutlak dan suci. 

Jika kita mengutip data dari BPS, jumlah pengaduan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap perempuan (Kasus) pada tahun 2020 menyetuh angka 299 911 aduan. Memang jika dilihat dari grafik terdapat penurunan aduan dari tahun tahun sebelumnya, namun kita juga tidak bisa menutup mata bahwa angka tersebut sangatlah besar, yang dapat mendeskripsikan secara langsung bahwa kesadaran ham masayarakat Indonesia masihlah rendah.

Di Indonesia sendiri sejak pasca tragedy 98, tepatnya pada tahun 1999 sudah terbentuk Komnas Ham yang berdasar hukum Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999. Tentu Lembaga penegak ham bukan hanya terdapat satu , melainkan setidaknya terdapat 10 lembaga yang telah di bentuk oleh pemerintah, namun hal tersebut tak berimbas banyak dengan kesadaran masyarakat indonesia tentang ham, lantas apa yang menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat tersebut? Apakah kurang tegasnya apparat ? atau kepastian ham dalam hukum kurang? Atau berasalal dari factor lainnya?|

Menurut data ditahun 2021 seperti yang saya kutip dari jawa pos, menuturkan bahwa jumlah penduduk yang tamat jenjang pendidikan menengah masih 29,21 persen. Kemudian yang lulus jenjang pendidikan tinggi hanya 9,67 persen. Di luar itu lulusan sekolah dasar atau bahkan tidak tamat sekolah dasar. Secara tersirat bisa diartikan bahwa Pendidikan masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Sepertihalnya kutipn kata dari Tan Malaka bahwa Pendidikan bertujuan untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan memperhalus perasaan, kurangnya Pendidikan mempengaruhi kepekaan dan kurangnya kesadaran. Mungkin hal iniliah yang memberi dampak kurangnya kesadaran ham di kalangan masyarakat Indonesia.

Selain dari faktor fundamental Pendidikan seseorang seperti yang telah saya sampaikan diatas, dari sisi ketegasan apparat penegak hukum juga sangat penting. Penegak hukum sendiri bertugas memberi sanksi kepada seseorang yang bertindak tidak sesuai atau melanggar peraturan yang telah berlaku, jika apparat hukum bertindak secara tegas makan akan berdampak pada memberikan efek jera bagi masyarakat, namun sebaliknya jika bertindak secara tidak tegas maka para pelanggar HAM akan semakin berani dan bebas dalam melakukan pelanggaran HAM.. di Indonesia sendiri menurut saya dari sisi penegakan hukum dan ham oleh apparat masih kurang tegas,bahkan dalam beberapa kasus oknum apparat malah yang bertindak sesukanya tanpa menghiraukan hak orang lain, tentu hal ini merupakan masalah yang sangat pelik bagi bangsa Indonesia.

Kurangnya kesadaran masyarakat ditambah dengan factor penegakan yang kurang tegas, seolah menjadi perpaduan yang sempurna bagi tindak pelanggaran ham yang terus ada di Indonesia. Banyak sekali kasus ham besar yang belum terselesaikan sampai sekarang, seolah terlupakan begitu saja.

Untuk mengatasi masalah tersebut menurut opini saya , sehausnya pemerintah memikirkan cara untuk bagaimana masyarakat memiliki pendiikan yang merata, melihat dari kurung decade belakangan ini sudah cukup bagus, dengan program Pendidikan gratis sampai jenjang sma, saya pun salah satu yang merasakannya. Namun dalam segi materi ataupun kurikulum seharusnya pengertian dan pendiikan tentang hak asasi manusia harusalah ditanamkan sejak usia dini, atau akan lebh baik diberikan mata pelajaran khusus.

Pemerintah juga harus memfiltrasi apparat yang bertindak tidak tegas atau semuanya. Saat ini aparat di Indonesia telah mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat, hal tersebut tentu bukan karena hal yang biasa, masyarakat bahkan sudah tidak mempercayai lagi dengan apparat, karena kelakuan beberapa oknum yang tidak mencerminkan citra baik sebgai aparatur negara yang digaji oleh uang masyarakat. Tentu dalam hal ini masyarakat tidak bisa disalahkan mengenai perspektif mereka dangan apparat, sehingga banyak masyaratak yang tidak takut ataupun menghargai

Sebagai masyarakat juga kita haruslah sadar, jangan hanya menuntut kepada pemerintah terus menerus, coba renenungkan, apakah saya sudah menghormsti hak orang lain? Apakah saya sudah mengetahui hak dan kewajiban saya?, jika hal tersebut sudah tertanam pada diri kita , niscaya kita akan menjadi manusia ataupun masyarakat yang sadar dan melek akan ham,. Tentu hal tersebut berdampak pada keselarasan hidup masyarakat Indonesia.

Oleh : Dimard Nugroho


Catatan: Haloo teman jika ingin mempergunakan opini/artikel yang berada di blog ini, Tolong di cantumkan link Sumbernya ya.. :} Follow : @dimardnugroho;

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url